Kisah Ibu Sami: Bisnis Gulma dan Telur Bebek

Dusun Pagerjuang, sebuah desa kecil dengan perbukitan yang sejuk, di lereng Gunung Merapi, Yogyakarta, yang sebagian besar penduduknya berprofesi sebagai peternak sapi perah.globalobserver.my.id

Ibu Sayemi, 35 tahun, adalah peternak sapi perah lokal yang telah dibina oleh program GADING sejak September 2016 dan juga memiliki peternakan itik petelur yang menjanjikan.

“Pada masa inilah saya mulai menekuni pekerjaan ini (beternak itik petelur) meskipun masih terbatas.

Latihan yang diadakan oleh program GADING memberikan saya pengetahuan bahwa bioslurry dapat digunakan lebih dari sekedar pupuk, tetapi juga dapat dimasukkan sebagai komposisi pakan alternatif (bebek lumut) untuk peternakan unggas maupun peternakan besar,” ungkap Bousaimi.

Bo Saimi menanam rumput bebek di kolam seluas 15 meter persegi di halaman belakang rumahnya.

Pembangunan tambak dibiayai oleh program GADING dan kini menjadi sumber utama pakan tambahan bagi berbagai hewan ternaknya.

Awalnya usaha pembibitan duckweed-nya mengalami kendala karena sebagian besar duckweed dimakan oleh beberapa predator seperti kecebong, keong tambak, dan kutu daun.

Namun, pelatihan ekstensif dan konsultasi yang diberikan secara cuma-cuma oleh tim GADING telah memungkinkan tambak Bou-Sayimi yang dihuni rumput itik siap untuk dipanen.

Bou Saimi mampu memanen 2 kilogram rumput itik setiap hari, yang ternyata tidak cukup untuk pakan tambahan bagi dua ekor sapi dan 20 ekor itiknya.

Masalah ini diatasi dengan memanen rumput itik yang tumbuh liar di sepanjang Sungai Opak, Dusun Pajeguang, bersama anggota perempuan Rumah Organik (Rumah Organik) lainnya.

Saat ini, Bou Sayyimi mampu memanen hampir 5kg rumput itik per hari: 4kg diberikan kepada sapinya sementara sisanya diberikan kepada itik hasil panen.

Hasilnya bagus! Jumlah susu yang dihasilkan oleh sapi yang rutin diberi pakan duckweed meningkat 1 liter per hari, demikian pula dengan peningkatan kualitas susu yang ditunjukkan dengan gravitasi yang lebih tinggi.

Gravitasi yang lebih tinggi berarti memiliki persentase lemak dan protein yang lebih tinggi. Peningkatan ini berdampak positif terhadap pendapatan Bu Saimi karena harga susunya naik dari sebelumnya Rp4.800/liter menjadi Rp5.200/liter.

Manfaat lain yang diberikan duckweed adalah warna kuning telur itik yang rutin diberi makan duckweed.

Warna kuningnya kini lebih terlihat yang menandakan kandungan proteinnya kini lebih tinggi. Usaha telur bebek yang dijalankan Bu Sayeni ini sangat menguntungkan karena mampu menghasilkan laba bersih per hari Rp 30.000. Ia mampu menjual telur galinya masing-masing seharga 2.000 rupee.

Nominal ini terlalu besar untuk standar Dusun Pagerjuang dan keuntungan yang didapat seluruhnya dihabiskan untuk menghidupi kebutuhan sehari-hari keluarga Bu Sayemi.

Ekspansi bisnis

Berdasarkan hasil yang diperoleh dari budidaya duckweed, Bosaimi mengembangkan jumlah duckweed menjadi 300 untuk mewujudkan mimpinya dengan menjalankan bisnis telur itik organik dan meningkatkan taraf hidup keluarganya. Anda akan mengajukan proposal dan mengajukan dukungan bisnis untuk program GADING.

“Hal ini sejalan dengan cita-cita saya untuk membawa pakan organik ke lahan. Saya tertarik menjalankan usaha ini karena tidak banyak peternak itik petelur, hanya satu atau dua saja,” ujarnya.

Menurutnya, permintaan telur itik di Dusun Pagerjuang sangat besar karena selain untuk konsumsi masyarakat juga sering dijadikan makanan tambahan ternak.

Rencana perluasan juga akan mencakup Dusun Kebuharjo, dusun terdekat, melalui pemasaran dari mulut ke mulut, serta memanfaatkan media sosial untuk menjalin kerja sama dengan Pasar Organik Solomon yang sering muncul untuk menyelenggarakan pameran organik.

Produk yang ditawarkan tidak hanya telur organik segar tetapi juga telur asin dan olahan telur gali sehingga menambah nilai produk.

Media promosi lain yang dimanfaatkan Bou Saimi adalah Rumah Organik, sebuah ilustrasi plot yang disiapkan oleh ibu-ibu peserta program GADING yang akan menjadi wahana pembelajaran masyarakat dalam pengelolaan dan pemanfaatan bio-lumpur. Lahan ilustratif ini telah ditanami menggunakan berbagai tanaman organik berbasis bio-clay.

Peningkatan populasi itik hingga 300 ekor akan menghasilkan 240 butir telur itik per hari (atau 7.200 butir per bulan).

Produk tersebut akan didistribusikan ke masyarakat (30 pcs), toko kelontong (30 pcs), toko jamu (60 pcs) dan pasar tradisional (120 pcs).

Estimasi penghasilan bersih adalah enam juta rupiah per bulan. Diharapkan dapat menghasilkan produk inovasi lain yang berasal dari kegiatan tersebut yang timbul dari produksi bio-slurry.

Angka enam juta rupiah diperoleh dari taksiran penjualan kotor dikurangi biaya variabel pakan ternak, transportasi, dll. Estimasi angka penjualan per bulan adalah 7.200 buah dikalikan dengan harga satuan Rs 1.700. Total laba kotor akan menjadi Rs 12.240.000.

Sementara itu, biaya variabel akan mencakup pakan unggas untuk itik setiap bulan, biaya pengangkutan telur, dll.

yang berjumlah Rs 5.500.000. Oleh karena itu, laba bersih yang diperoleh Bo Saimi adalah Rs 6.740.000 per bulan.

Bousaimi berharap perluasan usaha ini akan menggerakkan ekonomi lokal, sehingga masyarakat lebih berdaya secara sosial dan ekonomi, serta lebih sehat dengan mengkonsumsi makanan organik. (Hubungan Masyarakat)

Leave a Comment